PERAN PENDIDIKAN JASMANI PADA ANAK USIA REMAJA

                                                           DASAR-DASAR PENDIDIKAN JASMANI

PERAN PENDIDIKAN JASMANI PADA ANAK USIA REMAJA

         Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Dasar-Dasar Pendidikan Jasmani        jenjang S1 semester Ganjil Tahun Akademik 2014/2015

Dosen pengampu: Soni Nopembri, M.Pd

       Disusun Oleh:

      Ardhia Regita Chayani

      14601241018

 

     PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

   FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

  UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2014

BAB 1

PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang

Pada umumnya masa remaja terjadi pada anak-anak  SMP dan SMA. Namun pada dasarnya ketika anak sudah dikatakan remaja, seorang anak sudah mulai dapat memahami  tentang kehidupan mereka. Pada usia ini anak sangat intensif dalam menerima sesuatu yang baru yang dapat berpengaruh terhadap perkembangan baik secara fisik maupun psikis.

Pada era modernisasi ataupun globalisasi remaja adalah golongan yang paling kuat terkena pengaruh dari era tersebut baik positif maupun negatif. Untuk menghindari terkenanya dampak negative dari era tersebut oleh karena itu di  butuhkan tameng untuk mencegahnya. tameng yang dimaksud disini berupa kegiatan-kegiatan yang positif yang dapat memberikan pengaruh baik pada remaja itu sendiri.

Salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat terutama pada usia remaja adalah kegiatan olahraga. Diamana kegiatan ini merupakan kegiatan yang melibatkan aktivitas fisik, disamping menyehatkan raga juga dapat merangsang remaja untuk menciptakan prestasi-prestasi yang mana pada masa ini mereka sangat menginginkan dirinya dapat dipandang baik di mata orang-orang di lingkungannya. Disamping itu juga olahraga dapat mencegah penyakit kronis.

Maka pada usia remaja olahraga merupakan aspek yang sangat penting sehingga kegiatan ini diharuskan menjadi aktivitas rutin remaja agar mereka dapat tumbuh dan berkembang sesuai yang diharapakan.

  1. Rumusan Masalah
  2. Bagaimana pendidikan penjas digunakan sebagai pengajaran keterampilan hidup remaja
  3. Apa sajakan manfaat pendidikan penjas bagi remaja?
  4. Bagaimana hubungan penjas dengan kesehatan remaja?

BAB II

PEMBAHASAN

  1. Pendidikan Penjas Sebagai Pengajaran Keterampilan Hidup Remaja

Pendidikan jasmani adalah bagian integral dari pendidikan secara total yang berkontribusi pada perkembangan individual melalui media alamiah aktivitas jasmani gerak insani. Pendidikan jasmani adalah urutan pengalaman belajar yang direncanakan secara seksama, dimana pendidikan jasmani dirancang untuk memenuhi perkembangan dan pertumbuhan, dan kebutuhan perilaku setiap siswa.

Sedikit sekali anak-anak yang menjadikan olahraga sebagai karirnya. Hal ini terjadi karena pada masa ini dilihat dari perkembangan kognisi remaja memasuki tahapan operasional formal dimana remaja berfikir kritis atas dirinya, berfikir logis (pertimbangan terhadap hal-hal yang penting dan mengambil kesimpulan), berfikir secara hipotesis, cara berfikir yang fleksibel berdasarkan kepentingan. Sehingga atas dasar perkembangan tersebut  maka ciri berfikir remaja adalah idealisme, cenderung pada lingkungan sosialnya, egosentris hipocrsty dan kesadaran diri akan konformis. Namun, sebagian besar dari mereka menggap bahwa olahraga hanya sebagai wahana untuk mengukuhkan identitasnya, menemukan keterampilan dan minat dalam bidang lain, dan diharapkan menerapkan beberapa prinsip berguna lainnya yang dipelajari selama keikutsertaan dalam olahraga pada masa-masa dewasanya. Perilaku-perilaku sikap yang dapat ditransfer itulah yang disebut keterampilan hidup (life skills).

Keterampilan hidup seperti itulah yang dapat mendorong seseorang untuk dapat sukses di lingkungan sekitarnya, seperti lingkungan keluarga, sekolah, tempat kerja, masyarakat.  Keterampilan ini meliputi keterampilan sikap/perilaku (misalnya berkomunikasi secara efektif dengan lingkungan sekitar), selain itu bias juga bersifat kognitif ( misalnya mengambil/membuat keputusan yang efektif). Setiap individu memiliki kriteria kesuksesan di dalam lingkungan yang berbeda-beda. Begitu pula keberhasilan pada setiap individu.

Harus diakui bahwa kemampuan yang dikuasai oleh setiap remaja dalam suatu bidang tidak terjadi secara otomatis bila di transfer ke bidang lain. Maka pada pelaksanaannya, pengajaran itu perlu di lengkapi dengan keterangan mengenai bagaimana dan mengapa keterampilan-keterampilan tersebut akan bermanfaat kelak dalam kehidupan maupun dalam bidang lainnya. Oleh karena itu, remaja harus percaya bahwa mereka mempunyai kualitas keterampilan yang bernilai dalam setting yang lain. Penting juga untuk mereka untuk dapat mempelajari keterampilan-keterampilan yang transferable yang bias diaplikasikan ke bidang lainnya.

  1. Manfaat pendidikan jasmani bagi remaja

Manfaat dari pendidikan jasmani terutama bagi remaja sangatlah besar baik untuk perkembangan fisik, emosi, moral, kognitif, dll.  Melalui program yang telah direncanakan secara baik, remaja dilibatkan dalam kegiatan fisik yang tinggi intensitasnya. Pendidikan jasmani juga tetap menyediakan ruang untuk belajar menjelajahi lingkungan yang ada disekitarnya dengan banyak mencoba, sehingga kegiatan pendidikan jasmani sesuai dengan minat. Dengan melalui pendidikan jasmani ini para remaja dapat menemukan saluran yang tepat untuk bergerak bebas serta meraih kembali keceriaan maupun rasa bahagia, serta merangsang perkembangan dan pertumbuhan yang bersifat menyeluruh.

Secara umum manfaat pendidikan penjas bagi remaja adalah sebagai berikut:

  1. Meningkatkan prestasi

Tuntutan untuk meningkakan nilai akhir oleh pihak sekolah sering sekali mempertanyakan manfaat dari pendidikan jasmani. Hal inilah yang menjadi dasar pertimbangan dalam mengurangi jam pelajaran pendidikan jasmani. Namun, hasil penelitian dari Carison Et Al (2008) menunjukkan bahwa pendidikan jasmani tidak berdampak negative terhadap prestasi akademik siswa,  bahkan pada siswa perempuan terdapat peningkatan nilai matematika dan membaca pada siswa yang mendapat pendidikan jasmani lebih banyak. Hal tersebut menunjukkan bahwa para murid membutuhkan aktivitas fisik untuk merangsang kinerja otak secara maksimal. Dimana seorang yang sering berolahraga otak kiri akan bekerja dan ini akan menciptakan keseimbangan kinerja antara otak kiri dan kanan. Penelitian baru tentang otak mendukung bahwa pentingnya pendidikan jasmani yang berkualitas di sekolah. Siswa yang aktif secara fisik mempunyai keuntungan dan kelebihan dalam proses belajar di kelas. Penelitian (Caterino,1999) dalam Blaydes menyimpulkan bahwa fokus mental dan tingkat konsentrasi siswa meningkat secara bermakna sesudah aktivitas fisik yang terstruktur. Atrinya termuan tersebut menyarankan bahwa latihan fisik seperti lari, lompat, dan permainan aerobic berpengaruh pada otak. Dalam hal konsentrasi mental, perencanaan, dan pengambilan keputusan.

  1. Memperbaiki suasana hati

Pada masa remaja sering terjadi ketegangan emosi yang bersifat khas sehingga masa ini sering disebut dengan masa badai dan topan. Dimana masa ini adalah masa yang menggambarkan keadaan emosi yang tidak stabil dan meledak-ledak. Namun dengan melakukan olahraga cukup dengan 3 kali sehari dapat memperbaiki emosi yang kurang baik pada remaja. Jadi tidak heran apa bila sebagian remaja menemukan kesenangan batin dari olahraga. Hal ini timbul  karena permainan yang menyenangkan dan menyegarkan pikiran namun secara tidak langsung menyehatkan badan. Banyak contoh dan manfaat olahraga sebagai ajang untuk menyenangkan suasana hati. Sebut saja salah satunya futsal.

Salah satu olahraga permainan yang menyenangkan bersama rekan-rekan tim. Permainan yang merangsang kerja sama tim untuk menciptakan permainan yang baik serta menciptakan gol. Ketika seorang remaja menciptakan gol ke gawang lawan maka disaat itulah rasa senang dan puas timbul, ditambah lagi apabila timnya menang.

  1. Mencegah seks bebas di kalangan remaja

Pada era modernisasi ini banyak sekali budaya asingyang masuk ke Indonesia. Salah satunya adalah pergaulan bebas. Dimana pada masa remaja ini seorang anak memiliki rasa ingin tahu yang tinggi.  Survey komnas dari 12 provinsi manunjukkan bahwa 93,7% remaja pernah berciuman hingga petting (bercumbu), 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan, 21,2% remaja SMA pernah aborsi. Survey ini menyimpulkan bahwa remaja di  Indonesia sudah sangat buruk pergaulannya. Maka dari itu remaja di Indonesia butuh pendidikan seks. Dimana di dalam pendidikan penjas penyediakan materi itu. Penjas memberikan pemahaman tentang budaya timur serta bahayanya seks bebas. Disamping itu dengan aktivitas fisik di luar sekolah juga di perlukan para remaja. Hal ini bertujuan untuk mengalihkan perhatian para remaja sehingga memperkecil kemungkinan untuk seorang remaja melakukan seks bebas maupun pergaulan bebas.

  1. Menanggulangi penggunaan narkoba di kalangan remaja

Ciri-ciri remaja bersifat (Badan Narkotika Nasional, 2007:57), yaitu ingin tahu, mencoba, dan bereksperimen. Remaja pada masa ini cenderung tidak menyetujui nilai-nilai orang tua. Oleh karena itu, remaja sering menagumi dan mengidolakan tokoh lain di luar orang tua sebagai gambaran pola hidupnya. Remaja sangat mudah sekali terhadap stress, frustasi, dan konflik, bukan hanya yang berhubungan dengan dirinya namun juga yang berhubungan dengan lingkungannya.

Materi pendidikan jasmani baik di SMP maupun SMA terdiri dari permainan, senam, akuatik, aktivitas luar sekolah, dan tentang kesehatan. Di dalam pelajaran penjas materi kesehaan dapat mencakup kesehatan pribadi, kesehatan lingkungan, penyakit menular dan tidak menular, kesehatan reproduksi, HIV dan AIDS, narkoba, dll. Maka remaja dapat memperolah pemahaman tentang bahayanya menggunkan narkoba melalui pendidikan penjas. Selalin itu materi aktivitas luar sekolah juga dapat mengalihkan perhatian para remaja untuk tidak menggunakan narkoba. Sehingga sangat kecil kemungkinan untuk remaja mengkonsumsi barang-barang terlarang seperti narkoba.

  1. Mencegah terjadinya kekerasan

Di kalangan remaja/pelajar kata kekerasan bukan lagi suatu hal yang tabuh lagi. Mulai dari tawuran, perkelahian, dll. hal ini menunjukkan bermasalahnya moral dan karakter dari para siswa saat ini. Di dalam pendidikan jasmani mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.. maka sering sekali pendidikan jasmani disebut sebagai pendidikan pembentuk karakter. Nike’s Play menemukan, remaja putri yang aktif olahraga cenderung lebih tidak menoleransi hubungan yang penuh kekerasan. Mungkin ini disebabkan rasa respek terhadap diri sendiri dan percaya diri yang dibangun melalui olahraga.

  1. Hubungan Pendidikan Jasmani dengan Kesehatan Remaja

Saat seorang remaja berolahraga dapat merangsang pertumbuhan dan perkembangan tubuhnya. Riset membuktikan bahwa dengan berolahraga dapat memperlancar peredaran darah. Selain itu system pernafasanpun bekerja dengan baik. Seluruh anggota tubuh juga ikut terlatih pada saat remaja berolahraga. Ada beberapa diantaranya yang membuktikan bahwa pendidikan jasmani disekolah maupun kegiatan olahraga di luar sekolah bermanfaat bagi kesehatan remaja.

  1. Memperkuat otot-otot pada bagian tertentu

Misalnya pada saat jogging dapat memperkuat otot kaki, paha, dan punggung. Contoh lainnya adalah saat bermain sepak bola dimana pada saat bermain sepak bola melibatkan otot tungkai, otot jantung. Bukan hanya olahraga sepak bola dan lari saja olahraga di cabang lainpun memiliki peran tersendiri di otot-otot tertentu.

  1. Menurunkan risiko kanker payudara

Secara alami olahraga dapat menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Hasil penelitian membuktikan bahwa aktif bergerak dapat menjauhkan seseorang dari resiko penyakit kronis salah satunya adalah kanker payudara. “Makin meningkat porsi olahraga yang dilakukan, makin menurun risiko kanker,” ujar ahli urologi dari Duke University Medical Center di Amerika, Dr Jodi Antonelli, hal ini menunjukkan bahwa latihan atau berolahraga dapat mengurangi resiko terkena kanker payudara melalui perubahan metabolism dan sistem kekebalan tubuh melalui pengurangan berat badan.

  1. Merangsang pertumbuhan tulang,otot, dan sendi yang sehat

Dengan olahraga maka remaja akan mempunyai tulang yang kuat dan otot serta sendi yang sehat (karena kuat dan lentur). Dan hal ini bisa meminimalkan cedera dan terjadinya osteoporosis serta keropos tulang saat si anak sudah dewasa. Olahraga basket, renang dan futsal merupakan olahraga yang dapat menguatkan serta merangsang pertumbuhan tulang.

  1. Berat badan yang sehat

Pada umumnya dengan berolahraga yang cukup remaja pasti memiliki berat badan yang sehat. Tidak terlalu gemuk karena pada saat berolahraga banyak kalori yang terbakar, dan juga tidak terlalu kurus karena dengan berolahraga akan membuat nafsu makan remaja meningkat. Hal ini akan membuatnya terhindar dari kekurangan gizi.

BAB III

PENUTUP

  1. Kesimpulan

Pada masa seorang anak telah mencapai usia yang dikatakan remaja, seorang anak sudah dikatan dapat mulai memahami tentang kehidupan mereka. Namun, di era modernisasi dan globalisasi ini banyak sekali dampak negatif yang dihadapi oleh para remaja. Untuk itu para remaja butuh pengawasan serta kegiatan positif.  Dalam hal ini suatu kegiatan yang bermanfaat bagi remaja yang nantinya remaja akan bisa menanamkan suatu kebisaan baik, Salah satu kegiatan yang sangat bermanfaat terutama pada masa usia remaja adalah kegitan olahraga.  Olahraga dan penjas selalu melibatkan peserta remaja yang berpartisipasi di dalamnya dalam jumlah yang sangat besar. Jelas sudah bahwa pendidikan penjas sangat berperan baik di dalam kehidupan para remaja baik untuk kesehatan pembentukan karakter, serta sebagai pembentukan keterampilan remaja. Dalam hal ini diharapkan pemerintah, orang tua, maupun pihak sekolah mendukung adanya pendidikan jasmani disekolah tanpa memandang kegiatan olahraga sebelah mata. Karena pada masa yang akan datang  kemungkinan dampak negative dari era globalisasi akan besar berdampak pada remaja. Untuk itu harapan kedepannya pendidikan jasmani dapat ditingkatkan lagi baik disekolah maupun aktivitas olahraga di luar sekolah. Hal ini tidak terlepas dari peran serta dukungan dari pihak orang tua dan guru. Untuk itu orang tua serta guru dapat mengarahkan anak/muridnya untuk dapat mengikuti aktivitas pendidikan jasmani maupun olahraga di luar sekolah dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Husdarta, dan YUdha M.S. 2000. Perkembangan peserta didik. Jakarta. Depdikna-Ditdasmen.

Rusli. L, Rusli. I, Adang. S, dan Yudha M.S. 2004. Supervisi Pendidikan Jasmani: Konsep dan Praktik.      Jakarta. Depdiknas-Ditdasmen.

Rusli.L, Andun. S, Agus. M, dan Adang. S. 2000. Pendidikan Kesehatan. Jakarta. Depdiknas-Ditdasmen.

http://www.academia.edu/7225837/MAKALAH_PENDIDIKAN_JASMANI_HUBUNGAN_ANTARA_OLAHRAGA_DAN_KESEHATAN_OLEH_YONIS_BARANGAN_13010024080_JURUSAN_KURIKULUM_DAN_TEKNOLOGI_PENDIDIKAN_FAKULTAS_ILMU_PENDIDIKAN_UNIVERSITAS_NEGERI_SURABAYA_2014

http://marufulkahri.blogspot.com/2013/09/pendidikan-jasmani-sebagai-pembentukan.html

Tinggalkan komentar